DPRD Lombok Timur Tanggapi 3 Tuntutan BEM NTB
27/06/2022. Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) NTB Raya Wilayah II melangsungkan aksi di depan kantor DPRD Kabupaten Lombok Timur. Dalam aksinya aliansi mahasiswa menyampaikan tiga tuntutan yaitu penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi ternak di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Upaya pelegalan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) serta Penolakan Rencana Pembangunan Kereta Gantung di Rinjani.
Wakil ketua DPRD H. Daeng Paelori, SE yang turun menemui masa aksi, sepakat menyuarakan penolakan terhadap upaya pelegalan LGBT karena bertolak belakang dengan norma-norma yang ada di masyarakat Indonesia. Untuk itu, ia berharap melalui DPRD akan menyampaikan tuntutan mahasiswa tersebut ke pusat.
“Saya kira tidak ada yang sepakat tentang legalitas LGBT ini, untuk itu saya sangat bersyukur teman-teman mahasiswa mau turun untuk menyuarakan persoalan ini, terus di gaungkan walaupun belum ada aturannya turun di daerah, bila perlu kita akan buatkan aturannya sendiri,” pungkasnya.
Terkait wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang ada di Lombok Timur, H. Daeng Paelori, SE membeberkan bahwa DPRD telah beberapa kali melakukan Rapat Koordinasi dengan dinas terkait, bahkan melalui persetujuan DPRD, Pemda Lombok Timur telah menambahkan anggaran dalam upaya penanganan wabah PMK.
“DPRD telah beberapa kali mengundang dinas terkait untuk meminta kejelasan atas penanganan yang telah dilakukan, untuk itu saya sampaikan jangan sampai disalah gunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” jelasnya.
Sementara itu terkait wacana pembangunan Kereta Gantung di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), ia mengungkapkan bahwa jika pembangunan Kereta Gantung tersebut akan merugikan masyarakat maka tidak perlu dibangun.
“Dan sampai saat ini Bupati juga tidak pernah menyinggung hal tersebut,” tutupnya.